Selasa, 23 Desember 2008

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DUNIA

OLEH:
KELOMPOK IV



JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKES KENDARI
KENDARI
2008
MAKALAH KDK
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DUNIA


OLEH:
KELOMPOK IV

ROSMAWATI
SHIDIQ WIDIYANTO
SITI NUR EMA
SUKMA
SUNARSIH
TASRING
WARIDA
ISRIANTI
WA ODE MESRIN
WILDA FITRIANA WENAS
WIWIK ANGGRAENI SANGGO
YUSTI KARMINA BASRI
ZUBAEDA




JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKES KENDARI
KENDARI
2008
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya makalah Perkembangan Keperawatan Dunia ini dapat terselesaikan, meskipun masih banyak kekurangan baik dari isi, sistematika, maupun cara penyajiannya.
Makalah Perkembangan Keperawatan Dunia ini dalam penyusunannya merupakan hasil kerjasama antar angagota kelompok, dan teman-teman yang telah membantu kami.
Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari tentang perkembangan keperawatan di dunia, dan semoga bermanfaat bagi para pembaca. Dan peneliti lain yang akan menulis tentang tema yang sama.


Kendari, Oktober 2008


Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu keperawatan di dunia telah mencakup pada spesialisasi keperawatan informatik. Area keperawatan ini belum populer di Indonesia, tetapi telah berkembang dibeberapa negara seperti Amerika, Australia, Canada, Inggris, dan beberapa negara maju lainnya. Spesialis perawat informatik tersebut memiliki jenjang karir yang luas dan berkembang. Penulisan ini menggunakan metode kualitatif yang menggambarkan jenjang karir keperawatan informatik dan kondisi keperawatan informatik di Indonesia.
Area keperawatan tidak terbatas dalam praktik klinik seperti yang dipahami di masyarakat pada umumnya di Indonesia. Keperawatan memiliki ruang lingkup yang luas dan telah berkembang baik di luar negeri. Walaupun bidang keperawatan di Indonesia tidak semaju negara lain terdapat usaha dari beberapa institusi yang sejak beberapa tahun lalu untuk mengangkat fenomena ini.
Berdasarkan kurikulum tentang keperawatan dan aspek penting tentang keperawatan itu sendiri, serta untuk menepis anggapan di kalangan masyarakat bahwa dunia keperwatan bukan hanya menyangkut pada aspek klinis saja, tetapi dunia keperwatan telah berkembang sesuasi dengan perkembangan zaman. Era globalisasi dan era informasi telah membuat standard baru yang harus dipenuhi oleh seluruh pemain di sektor ini.



1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakn integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, bentuk pelayanan bio-psiko-sosial. Oleh karena itu dengan penulisan makalah ini bertujuan untuk mempermudah dalam member penjelasan dan pemahaman bahwa keperawatan yang semula belun jelas ruang lingkupnya dan batasannya dalam bertindak untuk memberikan askep kepada klien.
Makalah ini mempunyai tujuan utama yaitu memberikan informasi tentang bagaimana proses perkembangan ilmu keperawatan dunia.
1.3 Studi Pustaka
Penulisan ini menggunakan metode kuantitatif, penggunaan literatur yang relevan dengan topik penulisan. Penulisan ini diawali dengan melakukan penelusuran dan pencarian berbagai literatur yang relevan secara ekstensif berdasarkan studi yang akan diteliti. Kegiatan ini bertujuan memfasilitasi kebutuhan dalam penulisan dan membantu penulis untuk merencanakan pembahasan masalah dan menelaah fenomena yang terjadi di Indonesia.







BABII
PEMBAHASAN


PERAWAT DAN TEKNOLOGI INFORMASI
Di era teknologi informasi dan era keterbukaan ini, masyarakat mempunyai kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga apabila masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak bermutu maka masyarakat berhak menuntut pada pemberi pelayanan kesehatan. Namun kondisi keterbukaan pada masyarakat saat ini sepertinya belum didukung dengan kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya dalam memenuhi ketersediaan alat dokumentasi yang cepat dan modern dipelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas dimanfaatkan dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen. Salah satu bagian dari perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah mulai dipergunakan oleh kalangan perawat di dunia internasional adalah teknologi PDA ( personal digital assistance. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Perawat, dokter, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir.
Definisi PDA (Personal Digital Assistants) menurut Wikipedia adalah sebuah alat komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu, namun terus berkembang sepanjang masa. PDA memiliki fungsi antara lain sebagai kalkulator, jam, kalender, games, internet akses, mengirim dan menerima email, radio, merekam gambar/video, membuat catatan, sebagai address book, dan juga spreadsheet. PDA terbaru bahkan memiliki tampilan layar berwarna dan kemampuan audio, dapat berfungsi sebagai telepon bergerak, HP/ponsel, browser internet dan media players. Saat ini banyak PDA dapat langsung mengakses internet, intranet dan ekstranet melalui Wi-Fi, atau WWAN (Wireless Wide-Area Networks). Dan terutama PDA memiliki kelebihan hanya menggunakan sentuhan layar dengan pulpen/ touch screen.7)
Perusahaan Apple Computer-lah yang pertama kali mengenalkan PDA model Newton MessagePad di tahun1993. Setelah itu kemudian muncul beragam perusahaan yang menawarkan produk serupa seperti yang terpopuler adalah PalmOne (Palm) yang mengeluarkan seri Palm Pilots from Palm, Inc dan Microsoft Pocket PC (Microsoft). Palm menggunakan Palm Operating System (OS) dan melibatkan beberapa perusahaan seperti Handspring, Sony, and TRG dalam produksinya . Microsoft Pocket PC lebih banyak menggunakan MS produk, yang banyak diproduksi oleh Compaq/Hewlett-Packard and Casio. 9) Bahkan saat ini juga telah muncul Linux PDA, dan smart phone. Coba klik :
http://www.mobiletechreview.com/. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Dokter, mahasiswa kedokteran, perawat, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir. "Aplikasi klinis yang banyak digunakan selama ini adalah referensi tentang obat/drug reference.
Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan pun, dengan bandwidth ponsel yang diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel kecepatan tinggi yang ada di rumah sakit. Di samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Meski demikian, PDA tidak akan dapat menggantikan komputer/dekstop/laptop. Tetapi setidaknya, alat ini akan memberikan kemudahan tenaga kesehatan untuk mengakses informasi di mana saja.
Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat. Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). PDA dapat menunjang pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna untuk kepentingan riset dalam bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi pendidikan keperawatan sebaiknya memberikan penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk mulai mengaplikasikan "touch" over "tech" (sentuhan tehnologi dalam bidang keperawatan). Sehingga saat si perawat tersebut telah lulus, mereka dapat mengintegrasikan tehnologi dalam asuhan keperawatan.
Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat. Sebagian besar perawat secara umum masih "gaptek" tehnologi, termasuk PDA. Kita bisa memulai bergabung dengan grup penggermar PDA dan masuk dalam kelompok/komunitas, atau dapat pula belajar dari para dokter, membuka website tutorial/panduan PDA, mempelajari dari buku dan dari perawat lain yang telah terbiasa menggunakan PDA. Mulailah mencoba dari hal yang sederhana seperti agenda harian, organizer, mengambil/upload gambar, games, musik, dsb.
Pemanfaatan PDA dan tehnologi pada akhirnya berpulang kepada perawat itu sendiri. Namun sudah semestinya diharapkan keterlibatan institusi rumah sakit atau pendidikan keperawatan, agar mampu merangsang pemanfaatan tehnologi informasi/nursing computer secara luas di negara kita. Di Indonesia seyogyanya akan lebih baik jika dosen/CI (clinical instructor) dari institusi pendidikan AKPER/STIKES/FIK mulai mengenal pemanfaatan PDA, dalam interaksi belajar mengajar. Misalnya saja saat pre/post conference pembahasan kasus praktek mahasiswa di RS apabila terdapat obat/tindakan keperawatan yang rumit, maka dosen dan mahasiswa dapat langsung akses browser internet.
Demikian pula halnya di level manajer keperawatan setingkat Kepala bidang Keperawatan/supervisor keperawatan di RS pun demikian. PDA sebagai organizer, dan smart phone dapat membantu bidang pekerjaan perawat dalam peran sebagai manajer. Setiap kegiatan rapat, pengambilan keputusan, penggunaan analisa data dan teori keperawatan dapat diakses segera melalui PDA. Setiap data yang ada di RS dapat pula bermanfaat untuk bahan analisa riset keperawatan, masukkan untuk perumusan kebijakan/policy dan penunjang sistem TI (tehnologi informasi) di RS. Sehingga bukan tidak mungkin akan tercipta nursing network (jaringan keperawatan online) yang dapat memberikan pertukaran informasi data dan program kesehatan secara online tanpa mengenal batas geografis.
Akan ada saatnya dimana keperawatan, perawat, klien, asuhan keperawatan akan bersinggungan dan berjalan seiringan dengan perkembangan percepatan tehnologi. Sentuhan asuhan keperawatan dimasa mendatang bukan tidak mungkin, akan semakin banyak berkembang pesat. Aplikasi telemetry (alat monitor jantung pasien) di ruang rawat semisal medikal pada pasien jantung koroner/MI, yang dimonitor melalui CCU untuk melihat irama dan patologi, sistem data base pasien, dan bahkan di Singapura telah dikembangkan alat pengukuran suhu pasien dengan dimonitor melalui komputer - menjadi terobosan baru yang perawat perlu ketahui. Hingga ada saatnya pula tehnologi informatika dapat membantu mengurangi beban kerja perawat, dan meningkatkan akurasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan di Indonesia.
Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat. Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia dengan teknologi informatika khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya sistem infirmasi manajemen berbasis IT dalam parktek keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelyanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen berbasis IT dalam memberikan pelayanan ke pasien. Semula memang terasa menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program tersebut. Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga mengurangi administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan. Seperti contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien (dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan langsung entry ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan)
Di negara-negara berkembang perawat informatik belum dikenal dan berkembang, sistem informasi keperawatan di rumah sakit atau instansi kesehatan lainnya lebih banyak diambil alih oleh ilmu disiplin lain. Ilmu disiplin lain memang diperlukan untuk pengembangan informatika karena dalam pengembangan sistem keperawatan informatik yang dijalankan oleh perawat informatik pun akan memerlukan kolaborasi disiplin ilmu lain, tetapi alangkah lebih baik jika perawat informatik berperan aktif dalam sistem informatika keperawatan karena perawat akan lebih mengenali dunia keperawatan.
Keperawatan informatik memerlukan informasi terintegrasi dari semua area sehingga dapat memfasilitasi perawat dalam mengakses data dan informasi tentang klien. Memudahkan perawat untuk menyediakan pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi.
Empat area utama dalam informasi klien yang dilaksanakan oleh perawat informatik:
1. Client information: Data pertinient, Immediate physical care, Demograpic information, Client support system
2. Institusional information: Data immediate concern
3. Domain knowledge: literatur and clinical experience for nursing knowledge and related diciplin
4. Procedural knowledge: prosedural for performing tasks
Ada 7 area untuk nursing informatik
1. Menggunakan data klien untuk informasi dan pengetahuan yang menunjang dalam asuhan keperawatan.
2. Mendefinisikan data dalam asuhan keperawatan klien
3. Menganalisa dan memberikan pendidikan kesehatan tentang asuhan keperawatan klien
4. Membuat rencana baru (inovasi) dalam teknologi asuhan keperawatan klien
5. Menerapkan ergonomi komputer untuk perawat informatik
6. Mengintegrasikan sistem yang ada dari berbagai disiplin ilmu
7. Mengevaluasi sistem asuhan keperawatan yang telah dijalankan sebelumnya
Perawat informatik mempunyai jenjang karir yang luas, mulai dari perawat informatik klinik, manajer project, konsultan, pendidik (system educator), peneliti, dan pengembang produk (mengembangkan sistem baru), system specialist, policy developer, enterpreneur, dan lain-lain (lampiran). Perbedaan perawat informatik dan tenaga informatik dari ilmu disiplin lainnya adalah perawat informatik lebih terfokus pada ilmu keperawatan dan pengembangannya.
Hambatan dalam pengembangan keperawatan informatik meliputi banyak factor yaitu ketidaksiapan budaya masyarakat terhadap fenomena keperawatan yang makin maju, dukungan pemerintah yang belum optimal, ketidakseragaman pandangan dari institusi-institusi penyelenggara pendidikan keperawatan di Indonesia, dan masih kurangnya perawat informatik di Indonesia.





BAB III
KESIMPULAN

Ilmu keperawatan telah berkembang pesat di beberapa negara di dunia tetapi hal ini belum terjadi di Indonesia. Kondisi masyarakat masih belum memahami bahkan menerima bahwa keperawatan ternyata memiliki area yang luas di bidangnya, tidak terbatas pada praktik klinik (kuratif). Salah satu area disiplin ilmu keperawatan yang masih belum populer yaitu perawat informatik.
Perawat informatik adalah salah satu area spesialisasi dari ilmu keperawatan yang berkembang dan mulai dikembangkan di Indonesia. Keperawatan informatika bermanfaat untuk menunjang tugas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan baik di area klinik maupun non-klinik.
Saat ini posisi manajemen keperawatan informatik masih banyak diambil alih oleh ahli dari disiplin ilmu lain. Kenapa hal ini dapat terjadi? Inilah tantangan untuk para perawat kenapa keadaan di negara-negara berkembang, sangat berbeda dengan keadaan perkembangan keperawatan informatik di luar negri misal USA, Australia, Canada, Jepang, dan beberapa negara maju lainnya.






DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Yati. (2005) Penggunaan Literatur Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Keperawatan Indonesia 9 (1) Maret 2005, p.32-35. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Anonymous.NursingInformatics.http://www.allnursingschools.com/faqs/informatics.php. diakss tanggal 21 oktober 2007
Anonymous .Nursing Informatics. http://www.cnia.ca/intro.htm. Diakses tanggal 21 oktober 2007
Anonymous.Nursinginformatics.http://en.wikipedia.org/wiki/Nursing_Informatics..diakses tanggal 21 oktober 2007
McCartney, Patricia Robin, RNC, PhD, FAAN. Keeping Readers “Plugged In”: Nursing Informatics Then and Now. http://www.blackwell-synergy.com/doi/full/10.1111/j.1751-486X.2007.00122.x. Diakses tanggal 21 oktober 2007
Thede, Linda. (2003). Informatics & Nursing Opportunities & Challanges 2ed. Philadelphia: Lippincott
Tutik, Rr. (2005) Pemanfatan Teknologi Informatika Dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Keperawatan Indonesia 9 (1) Maret 2005, p.26-31. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Tidak ada komentar: